Memasuki Minggu Kedua Bhakti Karya Praja, Praja IPDN Kunjungi Budidaya Jamur di Desa Gandamekar

Memasuki Minggu Kedua Bhakti Karya Praja, Praja IPDN Kunjungi Budidaya Jamur di Desa Gandamekar

Purwakarta - Bhakti Karya Praja yang dilaksanakan oleh Praja IPDN sudah memasuki minggu kedua pelaksanaan. Sudah sejumlah UMKM di Desa Gandamekar mendapatkan kunjungan Praja dalam rangka pelaksanaan program digitalisasi UMKM yang diamanatkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta. Melalui Webdesaku yaitu platform digital yang disediakan Pemkab Purwakarta sebagai wadah informasi seputar potensi desa yang mencakup potensi wisata, kuliner, produk UMKM dan profil desa. Salah satu fitur yang ditawarkan Webdesaku adalah fitur e-commerce untuk memasarkan produk UMKM agar mampu meningkatkan penjualan produk. 

Salah satu UMKM yang mendapatkan kunjungan Praja IPDN adalah usaha budidaya jamur milik Pak Haji Duduy yang berlokasi di Kampung Babakan Sawah, Desa Gandamekar. Usaha tersebut sudah berdiri selama kurang lebih 7 tahun lamanya. Hasil budidaya jamur tersebut tidak hanya dipasarkan di dalam Kecamatan Plered, namun juga kecamatan lain di sekitar Plered. Bukan hanya jamur yang diperjual belikan oleh Pak Haji Duduy, namun baglog atau media pertumbuhan jamur. Dibantu oleh pekerjanya Pak Haji Duduy membuat sendiri baglog tersebut, berbahan dasar serbuk kayu hasil dari pemotongan kayu dan sekam padi yang ditambahkan bahan khusus sebagai bibit agar mampu ditumbuhi jamur. Bahan - bahan tersebut ditempatkan dalam sebuah plastik kemudian ditekan dan dipress sehingga padat. Setelah dikemas, baglog tersebut lalu di kukus dalam sebuah wadah khusus hingga kemudian didiamkan dalam tempat lembab sampai seluruh serbuk kayu berubah menjadi warna putih. 

Dalam pembuatan jamur diperlukan waktu 2 bulan hingga baglog siap untuk ditumbuhi jamur. Baglog tersebut hanya dapat digunakan dalam waktu 3 bulan saja, selepas kurun waktu tersebut jamur tidak akan tumbuh kembali. Panen dilakukan setiap harinya pada siang hari, jumlah amu yang tumbuh sangat diengaruhi oleh tingkat kelembaban lingkungan, semakin lembab lingkungan akan semakin baik untuk pertumbuhan jamur. Berdasarkan penuturan pemilik  usaha, pada saat musim kemarau seperti ini produksi jamur akan turun dan menyebabkan kenaikan harga jual.  Jika normalnya harga jual berkisar Rp. 10.000, maka saat musim kemarau ini harga dapat meningkat hingga menyentuh angka Rp. 15.000 sampai Rp. 16.000 per bungkusnya. Praja yang berkunjung pada tempat produksi jamur tersebut diperlihatkan lokasi penumbuhan jamur dan turut belajar tentang cara penumbuhan jamur serta kesulitan apa saja yang dialami penjual sehingga praja dapat mengerti kondisi real masyarakat di lapangan.

Tinggalkan Komentar

Email anda tidak akan ditampilkan. Harap isi semua yang bertanda *

Artikel Terpopuler